![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDJy-7qYJbYtsH5Gcl7g38itCLUKfFPNK8_01i7eaeXYyurhG92zMbCxCiFELXDgnBvFUrUVfDbwMdUIm2X2EHbFfLvQhnIxu_oMmKIlzkYrjPfXshmfowYQskdVvUOj0-NIuywOBisZo/s640/036282200_1481356929-20161210-Sampah_Antariksa.jpg)
Jepang Kerahkan 'Jaring Raksasa' untuk Atasi Sampah Antariksa
LPM-UBB, UBB Kebayang tidak jika kamu membayangi ada ratusan ribu keping
objek buatan manusia menggambang di atas sana jatuh ke kepala kamu ? Bisa saja loh. Nah, kalian tau tidak Bumi ini
sudah banyak disesaki dengan sampah antariksa yang merupakan bongkahan satelit
atau roket mati yang menumpuk. Bahkan dikabarin juga sarung tangan astronot
juga ada pada 1965.
Bukan tanpa resiko, Pada Selasa 10 Februaru 2009. Satelit komersial
milik Amerika Serikat Iridium bertabrakan dengan pesawat Rusia, Kosmos 2251
yang saat ini tak lagi berfungsi pada ketinggian 800 kilometer di atas langit
Siberia.
![]() |
Jaring ctrodynamic tether |
Badan Antartika Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan, akibat tabrakan
tersebut tercipta “awan” atau kepulan puing-puing yang pergeraknya bisa dilacak
pada masa depan.
Bukan tidak mungkin jika puing-puing itu terjatuh di kepala kamu. Di
Brasil, Seorang nelayan menemukan objek seukuran mobil mengapung da nada logo
Badan Antariksa Inggris atau United Kingdom Space Agency yang menempel di sana.
Tak hanya itu, pada September 2016, sejumlah benda misterius berjatuhan
dari langit di atas Pulau Madura. Di laut, di darat, bahkan di dekat kandang
sapi yang nyaris hancur karenanya. Dua kambing pun mati saat itu. Ternyata itu
adalah pecahan roket Falcon 9 FT buatan Space X.
Untuk mengurangi risiko bahaya akibat sampah antariksa ini, Jepang
meluncurkan pesawat kargo yang dilengkapi jaring selebar 700 meter yang akan dihunakan untuk mengenyahkan
sejumlah besar puing-puing itu dari orbit Bumi.
Jaring yang
berbuat dari helaian aluminium dan kawat baja didesain untuk memperlambat
pergerakan sampah antariksa itu, dengan menariknya keluar dari orbit.
Ternyata, peralatan
inovatif tersebut dibuat dengan bantuan perusahaan jaring ikan.
Diperkirakan ada 100
juta keping sampah antariksa di orbit Bumi, termasuk bagian satelit tua, segala
peralatan buatan manusia, dan pecahan roket.
Kebanyakan dari objek
tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi di sekitar Bumi. Lajunya bahkan bisa
mencapai 28.000 km/jam. Karena itu, sampah antariksa tersebut bisa memicu
malapetaka jika sampai jatuh di kawasan padat penduduk.
Atau setidaknya,
sampah antariksa juga bisa merusak jaringan telekomunikasi yang berada di
orbit.
Pesawat kargo otomatis
yang dilengkapi jaring-- yang disebut Stork (bangau) atau Kounotori dalam
bahasa Jepang -- akan terikat dengan Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS).
Pesawat antariksa itu
diberangkatkan dari Tanegashima Space Center di Pasifik Utara.
Para ahli mengatakan,
jaring yang dilumasi dan memiliki kekuatan elektro-dinamis itu akan
menghasilkan energi yang cukup untuk mengubah orbit sampah, mendorongnya agar
terbakar di atmosfer.
Perusahaan pembuat
jaring ikan Jepang yang berusia 106 tahun, Nitto Seimo Co, berkolaborasi dengan
Badan Antariksa Jepang (JAXA) untuk mengembangkan bahan jaring.
Upaya ini adalah
bagian inisiatif internasional yang dirancang untuk membuat angkasa luar lebih
aman bagi astronot dengan menyingkirkan sampah antariksa.
Diharapkan, cara itu
juga akan memberikan perlindungan yang lebih baik untuk stasiun antariksa, juga
satelit cuaca dan komunikasi yang nilainya miliaran dolar.
Para ahli mengatakan
ada keuntungan finansial besar jika upaya itu berhasil -- dengan meminimalkan
risiko. Namun, sejumlah ilmuwan memperingatkan, skema Jepang hanya akan bekerja
untuk potongan sampah yang besar.